BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peternakan
sarang burung walet adalah industri yang
istimewa dan sangat penting untuk beberapa orang seluruh
Indonesia terutama Hulu Sungai Utara. Sarang burung walet terbuat dari air liur burung walet yang dianggap mempunyai bermanfaat
untuk kesehatan. Sarang
tersebut biasanya digunakan
untuk membuat sop dan
sebagian besar sarang
yang menghasilkan di Indonesia
diekspor ke negara China terutama Hong kong.
Burung
walet mula-mula membuat sarangnya di
atap gua, sehingga
untuk mengambil sarang burung walet sangatlah sulit dan berbahaya.
Burung walet juga membuat sarang di dalam rumah-rumah yang kosong. Karena budidaya burung
walet di dalam
rumah-rumah kosong adalah
metode yang sangat
efektif untuk menghasilkan sarang
tersebut, orang-orang mulai
membuat gedung khusus
untuk budidaya sarang burung wallet.
Memiliki
rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun
pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip
persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi,
ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus
sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan.
Upaya
mengelola walet gua dan walet rumah telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu
di daerah jawa. Tujuannya agar populasi dan produksi sarang walet terjaga
lestari. Ini penting demi kelanjutan bisnis para pengusaha itu sendiri. Bisnis
sarang walet dengan pasaran langsung ke Cina telah berlangsung secara
tradisional dan turun temurun tempo dulu.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah dari peternakan burung wallet ?
2. Berapa
jenis dari burung wallet ?
3. Apa
saja syarat dan ketentuan untuk membuat gedung wallet ?
4. Masalah
apa yang dihadapi para peternak burung wallet ?
5. Bagaimana
solusi menghadapi masalah para peternak burung wallet ?
C.
Tujuan
Makalah
1. Untunk
mengetahui sejarah singkat dari peternakan burung wallet.
2. Memberikan
pengetahuan pada masyarakat serta pembaca tentang seberapa besar potensi bisnis
dari peternakan burung wallet.
3. Disamping
itu pula makah ini dibuat untuk memenuhi tugas matau kuliah Politik
Perekonomian Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Peternakan Burung Walet
Burung Walet merupakan burung
pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna
gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap
berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga
paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet
mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab,
remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan
sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.
B.
Jenis
– Jenis Burung Walet
Ada tiga
jenis burung walet yang umu
dikenal antara lain:
1. Collocalia
fuciphaga,
2. Collocalias
maxima dan
3. Collocalia
esculenta
Ada satu
jenis burung walet lagi
yaitu Collocalia germani,
tetapi menurut pendapat
Chantler dan Driessens
(1995), Collocalia germani termasuk dalam spesies Collacalia fuciphaga sehingga bukan merupakan
spesies tersendiri. Collocalia
germani tidak ditemukan di Indonesia, namun burung tersebut ditemukan di negara lain di Asia seperti Vietnam.
Collocalia
fuciphaga adalah jenis burung yang banyak dicari karena burung tersebut
bersarang putih. Collocalia fuciphaga
ditemukan di Cina
selatan dan Asia Tenggara
termasuk Indonesia.
Di
Sumatra dan Kalimantan burung tersebut
bisa hidup sampai ketinggian 2800 meter
di atas permukan laut, tetapi di Jawa dan Bali burung ini biasanya hidup dekat
pantai di dalam gua yang gelap dan dalam. Burung tersebut kira-kira berukuran
12 sentimeter, dadanya berwarna hitam
kecoklatan dan warna punggung
lebih kelabu. Ekor
burung ini bercabang, paruhnya berwana
hitam dan kakinya
juga berwarna hitam.
Collocalia fuciphaga
dan Collocalia maxima tidak dapat dibedakan dari Collocalia
esculenta kecuali dari sarangnya Collocalia
maxima membuat sarang dengan
air liur seperti
fuciphaga tetapi sarangnya
bercampur dengan bulu
burung sehingga harga sarangnya lebih rendah.
Namun
demikian, karena keduanya membuat sarang dengan air liur dan
sarangnya hanya sedikit
berbeda, orang Indonesia
menyebut Collocalia fuciphaga
dan Collocalia maxima dengan nama burung walet.
Harga sarang burung
walet antara tujuh juta sampai empat belas juta rupiah per kilogram tergantung
kualitasnya. Ada empat kelas
sarang burung walet
yang dihasilkan di
Indonesia.
1. Kelas keempat
adalah sarang yang paling kotor sehingga harganya paling murah.
Sarangnya sangat kotor karena telur
walet sudah ditetaskan atau terbuat dari
air kotor Harga sarang kelas empat kira-kira
tujuh sampai delapan juta rupiah per kilogram.
2. Kelas
ketiga agak kotor tetapi terbuat dari air liur dan bulu burung. Sarang kelas
tiga berharga kira-kira delapan sampai sembilan
juta rupiah per kilogram.
3. Sarang
walet kelas dua tidak terbuat dari bulu burung tetapi sarangnya masih sedikit kotor.
Kotornya bisa dikarenakan burung
tersebut bertelur tetapi telurnya kemudian diambil setelah menetas.
Harga sarang kelas dua kira-kira sepuluh sampai dua belas juta rupiah per
kilogram.
4. Kelas
yang tertinggi adalah sarang yang paling bersih, warnanya sangat putih dan
tidak ada bulu
burung. Sarang seperti
ini adalah sarang
yang paling banyak
diminta dari pemilik gedung walet
karena harga sarang ini paling tinggi, kira-kira dua belas sampai empat belas
juta rupiah per kilogram.
Disamping kelas-kelas
sarang berwarna putih
ada juga sarang
burung walet yang
berwarna merah. Sarang merah
asli adalah sarang
yang jarang didapat
karena sarangnya terbuat
dengan campuran air liur
dan darah, tetapi
sarang ini sangat
jarang sehingga harganya
merupakan yang tertinggi, kira-kira
empat belas juta
rupiah atau lebih
per kilogram. Sarang
burung walet juga bisa dibuat agar berwarna merah tetapi
warnanya sedikit berbeda dengan sarang merah asli.
Untuk
membuat sarang berwarna merah
didalam gedung walet
harus mempunyai banyak
air dan diberi
campuran amoniak kedalam airnya. Amoniak membantu sarang menjadi warna merah
tetapi harga sarang
ini tidak setinggi sarang merah
asli. Harga sarang yang
dibuat merah masih
tergantung dengan kualitas sarang tetapi sedikit lebih mahal
dari pada sarang putih biasa.
Ada beberapa
faktor yang sangat
penting untuk budidaya
sarang burung walet, yaitu:
lokasi, iklim, kondisi lingkungan,
bentuk bangunan, faktor makanan serta
teknik memancing walet. Semua
faktor ini sangat
penting untuk keberhasilan
peternakan burung walet. Di samping
itu, gedung burung walet harus
seperti gua liar karena itulah habitat asli burung walet.
C.
Persyaratan
Lokasi Sarang
Persyaratan lingkungan lokasi
kandang adalah:
1. Dataran
rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2. Daerah
yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan
masyarakat.
3. Daerah
yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
4. Persawahan,
padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan
daerah yang paling tepat.
D. Pedoman Teknis
Penyiapan
Sarana Dan Peralatan
1. Suhu,
Kelembaban dan Penerangan
Gedung untuk kandang walet harus
memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu
gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %. Pengaturan
kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan
a. Melapisi
plafon dengan sekam setebal 2° Cm
b. Membuat
saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
c. Menggunakan
ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4
cm.
d. Menutup
rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
Pada lubang keluar masuk diberi
penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam
sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi
walet.
E.
Bentuk
dan Konstruksi Gedung
Umumnya, rumah walet seperti
bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai 10×20 m 2 .
Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan
plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak
boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding
berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen.
Bagian dalam tembok sebaiknya
dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang
sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau
semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya
sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak
mudah dimakan rengat.
Atapnya terbuat dari genting.
Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar
dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat
keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2 dibuat di bagian atas.
Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang
jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
F. Memancing walet
Sesudah gedung
siap digunakan untuk peternakan
burung walet, ada
beberapa metode untuk memancing burung
dari gua, gedung
yang lain atau
burung yang sudah bersarang di
tempat lain sehingga burung tersebut mau bersarang di dalam gedung baru.
Karena burung walet membuat sarang dengan daun dan air liur, dimana daun pinus
adalah daun yang paling disukai, dengan menggantungkan daun pinus
di gedung adalah metode
yang sangat mudah,
murah dan mujarab. Oleh
karena itu, motode ini
adalah metode yang
sangat biasa digunakan.
Metode yang
paling mujarab adalah sistem
tweeter, sistem ini menggunakan banyak speaker di dalam gedung yang memutar suara
burung wallet. Metode ini dipakai setiap pagi dan sore agar terdengar
oleh burung walet
yang sedang mencari
tempat bersarang.
Disamping itu,
untuk memancing burung walet yang
berada di kejauhan,
bisa digunakan hexagonal
tweeter. Tweeter ini dipasang di
atap gedung walet dan suaranya sangat kuat sehingga burung walet yang sedang
terbang di kejauhan bisa mendengarnya.
Terdapat bermacam-macam sistem tweeter dalam jumlah besar mulai dari sistem otomatis yang cukup mahal, sampai CD player murah yang harus dihidupkan
secara manual. CD dan sistem tweeter
ini bisa dibeli di toko burung
walet.
Satu metode lain
untuk memancing walet yang digunakan
oleh pemilik gedung walet
adalah aroma wallet . Biasanya metode
ini hanya dipakai
di gedung walet yang
kosong dan dengan
aroma walet ini, burung
walet berpikir bahwa
gedung tersebut sudah
dihuni oleh koloni
burung walet sehingga tempat
itu aman untuk
walet.
Aroma walet
dibuat dengan 1kg
kotoran walet dicampur dengan 5
liter air. Kemudian, campuran
kotoran walet dan air
diendapkan selama 5
hari kemudian disaring.
Sesudah itu, air walet dicampur dengan
minyak ikan dengan perbandingan 3 : 1, kemudian diaduk.
Setelah itu
campuran siap untuk disemprotkan
ke dinding gedung walet, tetapi campuran
ini tidak boleh mengenai sirip papan karena merupakan tempat burung akan
bersarang. Jika gedung wallet tersebut baru dibangun, penyemprotan harus
dilakukan setiap minggu agar bau semen cepat hilang
G. Panen
Sarang burung walet dapat diambil
atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk
melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh
bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen
akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri.
Ada kemungkinan burung walet
merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para
pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola
panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa
cara, yaitu:
1. Panen
rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah
sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat
bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas
sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak.
Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walet karena tidak ada
peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang
sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi
kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu
untuk membuat sarang dan bertelur.
2. Panen
Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah
burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang
kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun
dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik
karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi
walet untuk menetaskan telurnya.
3. Panen
Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen
ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu
sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan
keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman
sehingga polulasi burung dapat meningkat. Adapun waktu panen adalah:
a. Panen 4
kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet
sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang
dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan
untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.
b. Panen 3
kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik
untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan
populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan
selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.
c. Panen 2
kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal
pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung wallet.
H.
Pascapanen
Setelah hasil panen walet
dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat.
Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan
pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor.
Gambaran Peluang Agribisnis Sarang
burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan
sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan
persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung
walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi
dari sarang-sarang alami. Peternakan burung walet sangat menjanjikan bila
dikelola dengan baik dan intensif.
I.
Manfaat
Hasil dari
peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva).
Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi
duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam,
melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.
J. Permasalahan Dalam Peternekan Burung
Walet
Permasalahan permasalahan yang
sering terjadi dalam peternakan burung
wallet adalah :
1. Sangat
kesulitan dalam memperoleh modal, sebab peternakan burung wallet membutuhkan
waktu bertahun – tahun untuk dapat dipanen, jadi modal sangat sulit didapat.
Maka dari itu kebanyakan dari peternakan burung wallet adalah orang – orang
yang tarap ekonominya tinggi.
2. Kurangnya
keahlian, dimana peternakan burung wallet tidak seperti peternakan – peternakan
lainnya, sebab peternakan burung wallet lebih khusus sebab untuk membuat burung
wallet tertarik dan membuat sarang tidak lah mudah, oleh karna itu tidak semua
orang dapat menjalankan bisnis ini.
3. Disamping
itu juga masalah hama pada peternakan butung wallet juga harus diperhatikan
seperti kecoa, semut, tokek, kelelawar dan butung hantu.
K.
Pemecahan
Masalah Dalam Peternekan Burung Walet
1. Dalam
persoalan modal, butuh waktu lama untuk mengembalikan modal tersebut, jadi
hendaknya modal peternakan burung wallet merupakan hasil dari usaha yang lain
artinya, modal tidak merupakan pinjaman tapi dari hasil perputaran modal usaha
yang lain yang lebih cepat perputarannya.
2. Sekarang
ini dapat kita lihat bersama bahwa, peternakan burung wallet sudah mulai
merebak khususnya untuk daerah Hulu Sungai Utara, jadi untuk menyikapi hal ini,
pemerintah hendaknya memiliki inisiatif agar, setiap peternak butung wallet
yang sudah berhasil dapat memberikan pengalamannya kepada masyarakat yang lain.
3. Cara yang
sangat ampuh untuk membebaskan gedung
walet dari serangga/ semut adalah
dengan menggunakan racun kapur ajaib. Racun ini harus ditempatkan
di seluruh gedung
terutama di tempat
serangga bisa masuk
gedung seperti lubang
ventalasi. Racun tikus juga harus diletakkan di dalam gedung karena
tikus sangat suka memakan sarang burung walet, sehingga menyebabkan burung
walet menjadi stress dan mencari tempat lain yang lebih aman untuk bersarang.
Racun tikus juga efektif untuk tokek
karena tokek juga suka memakan sarang burung wallet
Salah satu metode
lain yang sangat
efektif untuk menghentikan tikus
dan tokek masuk gedung
walet adalah dengan
menambahkan pecahan kaca di seluruh
lubang keluar-masuk .
Metode yang
sangat efektif untuk
menghentikan hama masuk gedung
walet adalah dengan
membuat kolam di
seluruh fundamen. Serangga-serangga, tokek
dan tikus tidak
suka masuk air
sehingga kolam di seluruh gedung akan menghalangi hama tersebut untuk
memasuki gedung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Burung Walet merupakan burung
pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna
gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap
berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga
paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet
mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang
sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai
tempat beristirahat dan berbiak.
Memiliki
rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun
pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip
persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi,
ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus
sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan.
Gambaran Peluang Agribisnis Sarang
burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan
sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan
persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet.
Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari
sarang-sarang alami. Peternakan burung walet sangat menjanjikan bila dikelola
dengan baik dan intensif.
B. Saran
Mengingat bahwa petrnakan burung
wallet merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan maka tidak heran, bawa
banyak orang yang ingin dan berbisnis ini, namun dalam kesempatan ini kami
ingin memberikan saran bahwa burung wallet juga merupakan makhluk hidup di bumi
ini jadi untuk itu kita sebagai manusia harus bias menjaga kelestarian mereka
bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan semata.
Kita harus dapat berfikir ke masa
depan, kepada para penerus kita nantinya. Apabila usaha ini dikelola dengan
baik dan kelestarian burung wallet dapat dijaga maka untuk tempo puluhan tahun
kedepan kita masih bias menggunakan burung wallet sebagai sarana bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
www.kingwalet.com
http://bumipertiwiextrem.blogspot.com