Kamis, 25 April 2013

Makalah Peternakan Burung Walet


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Peternakan sarang burung walet adalah  industri yang istimewa dan sangat penting untuk beberapa orang  seluruh  Indonesia  terutama  Hulu Sungai Utara. Sarang burung walet  terbuat dari air  liur burung walet yang  dianggap mempunyai  bermanfaat  untuk  kesehatan.  Sarang  tersebut  biasanya  digunakan  untuk membuat  sop  dan  sebagian  besar  sarang  yang menghasilkan  di  Indonesia  diekspor  ke  negara China terutama Hong kong.
Burung walet mula-mula membuat  sarangnya  di  atap  gua,  sehingga  untuk mengambil  sarang  burung walet sangatlah sulit dan berbahaya. Burung walet juga membuat sarang di dalam rumah-rumah yang  kosong. Karena budidaya  burung  walet  di  dalam  rumah-rumah  kosong  adalah  metode  yang  sangat  efektif  untuk menghasilkan  sarang  tersebut,  orang-orang  mulai  membuat  gedung  khusus  untuk  budidaya  sarang burung wallet.
Memiliki rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi, ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan.
Upaya mengelola walet gua dan walet rumah telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu di daerah jawa. Tujuannya agar populasi dan produksi sarang walet terjaga lestari. Ini penting demi kelanjutan bisnis para pengusaha itu sendiri. Bisnis sarang walet dengan pasaran langsung ke Cina telah berlangsung secara tradisional dan turun temurun tempo dulu.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah dari peternakan burung wallet ?
2.      Berapa jenis dari burung wallet ?
3.      Apa saja syarat dan ketentuan untuk membuat gedung wallet ?
4.      Masalah apa yang dihadapi para peternak burung wallet ?
5.      Bagaimana solusi menghadapi masalah para peternak burung wallet ?
C.    Tujuan Makalah
1.      Untunk mengetahui sejarah singkat dari peternakan burung wallet.
2.      Memberikan pengetahuan pada masyarakat serta pembaca tentang seberapa besar potensi bisnis dari peternakan burung wallet.
3.      Disamping itu pula makah ini dibuat untuk memenuhi tugas matau kuliah Politik Perekonomian Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Peternakan Burung Walet
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.
B.     Jenis – Jenis Burung Walet
Ada  tiga  jenis  burung walet  yang  umu dikenal antara  lain: 
1.      Collocalia fuciphaga,
2.      Collocalias maxima dan
3.      Collocalia esculenta 
Ada  satu  jenis burung walet lagi  yaitu  Collocalia  germani,  tetapi  menurut  pendapat  Chantler  dan  Driessens  (1995),  Collocalia germani  termasuk dalam spesies Collacalia  fuciphaga sehingga bukan merupakan spesies  tersendiri. Collocalia germani  tidak ditemukan di  Indonesia, namun burung  tersebut ditemukan di negara  lain di Asia seperti Vietnam.
Collocalia fuciphaga adalah jenis burung yang banyak dicari karena burung tersebut bersarang putih.  Collocalia  fuciphaga  ditemukan  di  Cina  selatan  dan Asia  Tenggara  termasuk  Indonesia.
Di Sumatra dan Kalimantan burung  tersebut bisa hidup  sampai ketinggian 2800 meter di atas permukan laut, tetapi di Jawa dan Bali burung ini biasanya hidup dekat pantai di dalam gua yang gelap dan dalam. Burung tersebut kira-kira berukuran 12 sentimeter, dadanya  berwarna  hitam  kecoklatan  dan warna  punggung  lebih  kelabu.  Ekor  burung  ini  bercabang, paruhnya  berwana  hitam  dan  kakinya  juga  berwarna  hitam.
Collocalia  fuciphaga  dan  Collocalia maxima  tidak dapat dibedakan dari Collocalia esculenta kecuali dari  sarangnya Collocalia maxima membuat  sarang  dengan  air  liur  seperti  fuciphaga  tetapi  sarangnya  bercampur  dengan  bulu  burung sehingga harga sarangnya lebih rendah.
Namun demikian, karena keduanya membuat sarang dengan air liur  dan  sarangnya  hanya  sedikit  berbeda,  orang  Indonesia  menyebut  Collocalia  fuciphaga  dan Collocalia maxima dengan nama burung walet.
Harga  sarang burung  walet antara tujuh juta sampai empat belas juta rupiah per kilogram tergantung kualitasnya. Ada  empat  kelas  sarang  burung  walet  yang  dihasilkan  di  Indonesia. 
1.      Kelas  keempat  adalah sarang yang paling kotor sehingga harganya paling murah. Sarangnya sangat kotor karena  telur walet sudah ditetaskan atau  terbuat dari air kotor Harga sarang kelas empat kira-kira  tujuh sampai delapan juta rupiah per kilogram. 
2.      Kelas ketiga agak kotor tetapi terbuat dari air liur dan bulu burung. Sarang kelas tiga berharga kira-kira delapan sampai sembilan  juta rupiah per kilogram.
3.      Sarang walet kelas dua  tidak  terbuat dari bulu burung  tetapi sarangnya masih sedikit kotor. Kotornya bisa dikarenakan burung  tersebut bertelur tetapi telurnya kemudian diambil setelah menetas. Harga sarang kelas dua kira-kira sepuluh sampai dua belas juta rupiah per kilogram.
4.      Kelas yang tertinggi adalah sarang yang paling bersih, warnanya sangat putih  dan  tidak  ada  bulu  burung.  Sarang  seperti  ini  adalah  sarang  yang  paling  banyak  diminta  dari pemilik gedung walet karena harga sarang ini paling tinggi, kira-kira dua belas sampai empat belas juta rupiah per kilogram.
Disamping  kelas-kelas  sarang  berwarna  putih  ada  juga  sarang  burung  walet  yang  berwarna merah.  Sarang    merah  asli  adalah  sarang  yang  jarang  didapat  karena  sarangnya  terbuat  dengan campuran  air  liur  dan  darah,  tetapi  sarang  ini  sangat  jarang  sehingga  harganya  merupakan  yang tertinggi,  kira-kira  empat  belas  juta  rupiah  atau  lebih  per  kilogram.  Sarang  burung walet  juga  bisa dibuat agar berwarna merah tetapi warnanya sedikit berbeda dengan sarang merah asli.
Untuk membuat sarang  berwarna  merah  didalam  gedung  walet  harus  mempunyai  banyak  air  dan  diberi  campuran amoniak  kedalam  airnya. Amoniak membantu  sarang menjadi  warna merah  tetapi  harga  sarang  ini tidak  setinggi  sarang merah  asli. Harga  sarang  yang  dibuat merah masih  tergantung  dengan  kualitas sarang tetapi sedikit lebih mahal dari pada sarang putih biasa.
Ada  beberapa  faktor  yang  sangat  penting  untuk  budidaya  sarang  burung walet,  yaitu:  lokasi, iklim,  kondisi  lingkungan,  bentuk  bangunan,  faktor makanan  serta  teknik memancing walet.  Semua faktor  ini  sangat  penting  untuk  keberhasilan  peternakan  burung walet. Di  samping  itu,  gedung burung walet harus seperti gua liar karena itulah habitat asli burung walet.
C.    Persyaratan Lokasi Sarang
Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
1.      Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2.      Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.
3.      Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
4.      Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.


D.    Pedoman Teknis
Penyiapan Sarana Dan Peralatan
1.      Suhu, Kelembaban dan Penerangan
Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %. Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan
a.     Melapisi plafon dengan sekam setebal 2° Cm
b.     Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
c.     Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.
d.    Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet.
E.     Bentuk dan Konstruksi Gedung
Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai 10×20 m 2 . Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen.
Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat.
Atapnya terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2 dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
F.     Memancing walet
Sesudah  gedung  siap  digunakan  untuk  peternakan burung  walet,  ada  beberapa  metode  untuk memancing  burung  dari  gua,  gedung  yang  lain  atau  burung  yang  sudah  bersarang  di  tempat  lain sehingga burung  tersebut mau bersarang di dalam gedung baru. Karena burung walet membuat sarang dengan daun dan air liur, dimana daun pinus adalah daun yang paling disukai, dengan menggantungkan daun  pinus  di  gedung  adalah  metode  yang  sangat  mudah,  murah  dan  mujarab. Oleh  karena  itu, motode  ini  adalah  metode  yang  sangat  biasa  digunakan.
Metode  yang  paling mujarab  adalah  sistem  tweeter,  sistem  ini menggunakan  banyak  speaker di dalam gedung yang memutar suara burung wallet. Metode ini dipakai setiap pagi dan sore agar  terdengar  oleh  burung  walet  yang  sedang  mencari  tempat  bersarang.
Disamping  itu,  untuk memancing  burung walet  yang  berada  di  kejauhan,  bisa  digunakan  hexagonal  tweeter. Tweeter  ini dipasang di atap gedung walet dan suaranya sangat kuat sehingga burung walet yang sedang terbang di kejauhan  bisa mendengarnya.
Terdapat  bermacam-macam  sistem tweeter dalam  jumlah besar mulai dari  sistem otomatis yang cukup mahal,  sampai CD player murah yang harus dihidupkan secara manual.   CD dan sistem  tweeter  ini bisa dibeli di  toko burung walet.
Satu metode  lain  untuk memancing walet  yang  digunakan  oleh  pemilik  gedung walet  adalah aroma wallet . Biasanya metode  ini  hanya  dipakai  di  gedung walet  yang  kosong  dan  dengan  aroma walet  ini,  burung  walet  berpikir  bahwa  gedung  tersebut  sudah  dihuni  oleh  koloni  burung  walet sehingga  tempat  itu  aman  untuk  walet.
Aroma  walet  dibuat  dengan  1kg  kotoran  walet  dicampur dengan  5  liter  air. Kemudian,  campuran  kotoran walet  dan  air  diendapkan  selama  5  hari  kemudian disaring. Sesudah  itu, air walet dicampur dengan minyak  ikan dengan perbandingan 3  : 1, kemudian diaduk.
Setelah  itu  campuran  siap untuk disemprotkan ke dinding gedung walet,  tetapi  campuran  ini tidak boleh mengenai sirip papan karena merupakan tempat burung akan bersarang. Jika gedung wallet tersebut baru dibangun, penyemprotan harus dilakukan setiap minggu agar bau semen cepat hilang
G.    Panen
Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri.
Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:
1.      Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam  pelestaraian burung walet karena tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.
2.      Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
3.      Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat. Adapun waktu panen adalah:
a.       Panen 4 kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.
b.       Panen 3 kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.

c.       Panen 2 kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung wallet.
H.    Pascapanen
Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor.
Gambaran Peluang Agribisnis Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Peternakan burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif.
I.       Manfaat
Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah tenaga.
J.      Permasalahan Dalam Peternekan Burung Walet
Permasalahan permasalahan yang sering terjadi dalam  peternakan burung wallet adalah :
1.      Sangat kesulitan dalam memperoleh modal, sebab peternakan burung wallet membutuhkan waktu bertahun – tahun untuk dapat dipanen, jadi modal sangat sulit didapat. Maka dari itu kebanyakan dari peternakan burung wallet adalah orang – orang yang tarap ekonominya tinggi.
2.      Kurangnya keahlian, dimana peternakan burung wallet tidak seperti peternakan – peternakan lainnya, sebab peternakan burung wallet lebih khusus sebab untuk membuat burung wallet tertarik dan membuat sarang tidak lah mudah, oleh karna itu tidak semua orang dapat menjalankan bisnis ini.
3.      Disamping itu juga masalah hama pada peternakan butung wallet juga harus diperhatikan seperti kecoa, semut, tokek, kelelawar dan butung hantu.
K.    Pemecahan Masalah Dalam Peternekan Burung Walet
1.      Dalam persoalan modal, butuh waktu lama untuk mengembalikan modal tersebut, jadi hendaknya modal peternakan burung wallet merupakan hasil dari usaha yang lain artinya, modal tidak merupakan pinjaman tapi dari hasil perputaran modal usaha yang lain yang lebih cepat perputarannya.
2.      Sekarang ini dapat kita lihat bersama bahwa, peternakan burung wallet sudah mulai merebak khususnya untuk daerah Hulu Sungai Utara, jadi untuk menyikapi hal ini, pemerintah hendaknya memiliki inisiatif agar, setiap peternak butung wallet yang sudah berhasil dapat memberikan pengalamannya kepada masyarakat yang lain.
3.      Cara yang sangat ampuh untuk membebaskan gedung  walet dari serangga/ semut  adalah dengan menggunakan racun kapur ajaib. Racun ini harus  ditempatkan  di  seluruh  gedung  terutama  di  tempat  serangga  bisa  masuk  gedung  seperti  lubang  ventalasi. Racun tikus juga harus diletakkan di dalam gedung karena tikus sangat suka memakan sarang burung walet, sehingga menyebabkan burung walet menjadi stress dan mencari tempat lain yang lebih aman untuk bersarang. Racun  tikus juga efektif untuk tokek karena tokek juga suka memakan sarang burung wallet
Salah  satu metode  lain  yang  sangat  efektif  untuk menghentikan  tikus  dan  tokek masuk  gedung  walet  adalah  dengan  menambahkan  pecahan  kaca  di  seluruh  lubang  keluar-masuk .
Metode  yang  sangat  efektif  untuk  menghentikan  hama  masuk gedung  walet  adalah  dengan  membuat  kolam  di  seluruh  fundamen.  Serangga-serangga,  tokek  dan  tikus  tidak  suka  masuk  air  sehingga kolam di seluruh gedung akan menghalangi hama tersebut untuk memasuki gedung.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.
Memiliki rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi, ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan.
Gambaran Peluang Agribisnis Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Peternakan burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif.


B.     Saran
Mengingat bahwa petrnakan burung wallet merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan maka tidak heran, bawa banyak orang yang ingin dan berbisnis ini, namun dalam kesempatan ini kami ingin memberikan saran bahwa burung wallet juga merupakan makhluk hidup di bumi ini jadi untuk itu kita sebagai manusia harus bias menjaga kelestarian mereka bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan semata.
Kita harus dapat berfikir ke masa depan, kepada para penerus kita nantinya. Apabila usaha ini dikelola dengan baik dan kelestarian burung wallet dapat dijaga maka untuk tempo puluhan tahun kedepan kita masih bias menggunakan burung wallet sebagai sarana bisnis.


DAFTAR PUSTAKA
www.kingwalet.com
http://bumipertiwiextrem.blogspot.com